Senin, 08 Juni 2009

FEMALE MODISTY

WANITA menurut kodratnya adalah makhluk yang lembut, sopan, penuh tata kerama dan punya perasaan sensitive. Dengan kelembutan dan sifat kasih sayangnya, mereka diamanahkan oleh Allah SWT sebagai pendidik bagi anak-anaknya dan pendamping bagi sang suami.
Namun, seiring dengan perjalanan waktu, wanita telah melenceng dari fitrahnya. Komdisinya kini menyedihkan dan berubah menjadi fenomena palsu, tradisi baru dan perangai yang keras. Kondisi ini telah menguasai –tidak sedikit dari- kaum wanita, kecuali mereka yang dilindungi Allah SWT. Akibatnya, wanita yang teguh beragama jumlahnya sedikit. Tugas-tugasnya sebagai wanita kini terabaikan. Mereka tidak lagi menjadi ibu bagi anak-anaknyaatau menjadi istri bagi suaminya. Tetapi lebih mengutamakan nafsu pribadinya. Inilah fenomena wanita yang telah kehilangan Female modestynya yang merupakan sifat asasi wanita.
Female modesty adalah karakter feminism yang mencakup kehormatan wanita, sifat kelembutan dan keibuan, karakter yang membedakan antara pria dan wanita.
Seorang wanita yang menamakan diri sebagai wanita karier atau wanita modern mungkin telah jauh dari karakter Female modesty. Kenapa? Karena mereka telah melupakan posisi mereka sebagai wanita.Lebih mengutamakan karier daripada keluarga atau menghabiskan sebagian besar waktunya di mal-mal daripada mendidik anak-anak (bagi yang sudah berkeluarga).
Trus… bahagiakah mereka yang telah kehilangan Female modestynya? Sebagian orang akan mengatakan “ya”, karena mereka merasa bebas tanpa ada rasa tanggung jawab sedikitpun. Hidup bias lebih smart, bebas, pergaulan luas, lauh dari tekanan orang tua, tapi sampai kapan? Bukankah suatu saat wanita akan menjadi seorang ibu?
Female modesty merupakan hal penting bagi seorang wanita. Karena hal ini adalah salah satu sumber kebahagiaan yang akan membawa wanita kepada derajad yang lebih tinggi. Bukankah Rasulullah telah bersabda bahwa derajad ibu lebih tinggi tiga derajad dari seorang ayah? Ini menunjukkan betapa mulianya seorang wanita kalau seandainya ia mengetahui akan hakikat dirinya.
Yakinlah saudariku, wanita adalah makhluk Allah yang tangguh. Karena itu ia diberi amanah untuk melahirkan, mendidik, membesarkan dan mencintai calon-calon penegak bendera agama Allah di muka bumi ini. Tugasmu itu amat mulia, jauh lebih mulia dari apa yang ada di muka bumi ini. Karena itu, janganlah pernah merasa hina tinggal di rumah. Wanita adalah ratu dalam rumah tangganya dan insya Allah ratu dalam surga Allah. Jalani kodrat yang Allah SWT berikan dengan ikhlas atas dasar cinta kepada-Nya. Sesungguhnya hanya Allah yang akan membalas keikhlasanmu, sebab terlalu besar untuk dibayar oleh dunia.

sumber: "Sabili, edisi 04 th XVI,4 September 2008. Oleh Fendi el-Butony”